Dari Abu Bakar As-Shiddiq ra, bahwa beliau berkata mengenai penafsiran firman Allah SWT yang artinya,
Abu Bakar berkata dalam penafsirannya mengenai ayat tersebut bahwa al-barru adalah lisan, sedangkan al-bahru adalah hati. Apabila lisan (lidah) rusak, dengan memaki misalnya, maka pribadi manusia menangisinya, dan apabila hari rusak, dengan riya' misalnya, maka para malaikat menangisinya."
Ada yang mengatakan bahwa hikmah lidah diciptakan hanya satu adalah untuk mengingatkan hamba Allah SWT agar dia tidak mengatakan sesuatu pun selain perkataan yang penting dan dalam hal ini kebaikan. Adapula yang mengatakan, bahwa sesungguhnya ucapan berzikir dalam berbagai bahasa hanya ditujukan kepada Allah Yang Maha Esa. Begitu pula halnya dengan hati. Berbeda dengan mata dan telinga yang jumlahnya berpasangan. Karena ada yang mengatakan bahwa kebutuhan untuk mendengarkan dan melihat lebih banyak daripada keperluan untuk berbicara.
Penyerupaan hati dengan lautan hanyalah karena adanya kesamaan dalam kedalaman dan keluasannya yang amat sangat.
Sumber: Nashoihul 'ibaad, Muhammad Nawawi bin Umar Al Jawi
"Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan ... " (QS. Ar-Ruum: 41)
Abu Bakar berkata dalam penafsirannya mengenai ayat tersebut bahwa al-barru adalah lisan, sedangkan al-bahru adalah hati. Apabila lisan (lidah) rusak, dengan memaki misalnya, maka pribadi manusia menangisinya, dan apabila hari rusak, dengan riya' misalnya, maka para malaikat menangisinya."
Ada yang mengatakan bahwa hikmah lidah diciptakan hanya satu adalah untuk mengingatkan hamba Allah SWT agar dia tidak mengatakan sesuatu pun selain perkataan yang penting dan dalam hal ini kebaikan. Adapula yang mengatakan, bahwa sesungguhnya ucapan berzikir dalam berbagai bahasa hanya ditujukan kepada Allah Yang Maha Esa. Begitu pula halnya dengan hati. Berbeda dengan mata dan telinga yang jumlahnya berpasangan. Karena ada yang mengatakan bahwa kebutuhan untuk mendengarkan dan melihat lebih banyak daripada keperluan untuk berbicara.
Penyerupaan hati dengan lautan hanyalah karena adanya kesamaan dalam kedalaman dan keluasannya yang amat sangat.
Sumber: Nashoihul 'ibaad, Muhammad Nawawi bin Umar Al Jawi
0 comments:
Posting Komentar