Riwayat Singkat Nabi Muhammad saw
Nama lengkap beliau: Muḥammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim, lahir di Mekkah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal (Mulud) tahun Gajah , atau bertepatan dengan tanggal 20 April 570 Masehi...
This is default featured post 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured post 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Minggu, 31 Januari 2016
Al-Muhasibi
Senin, 25 Januari 2016
Daud Ath-Tha'i
DAUD ATH-THA’I
KEPAPAAN DAUD ATH-THAI
Minggu, 24 Januari 2016
Lima Golongan Manusia Penghuni Syurga
Dari Umar ra bahwa ia berkata mengenai hadits mauquf ( hadits yang diriwayatkan para sahabat namun tidak sampai kepada Rasulullah saw), atau hadits marfu' (hadits yang diberitakan oleh para sahabat dari sabda Rasulullah saw), sebagai berikut:
"Seandainya tiada kekhawatiran tuduhan akan mengetahui hal yang ghaib, niscaya aku bersaksi bahwa lima golongan berikut adalah penghuni syurga, yaitu: Orang fakir yang mempunyai keluarga, istri yang diridhai suaminya, istri yang menyedekahkan mahar kepada suaminya, orang yang diridhai kedua orangtuanya, dan yang bertaubat dari dosa."
Yakni lima golongan calon penghuni syurga sebagaimana tersebut di atas adalah:
- Orang fakir yang mempunyai keluarga, berupa hamba sahaya, istri dan anak kecil lalu dia menanggung kewajiban nafkahnya,
- Istri yang diridhai suaminya,
- Istri yang menyedekahkan mahar kepada suaminya,
- Orang yang diridhai kedua orang tuanya,
- Dan yang bertaubat dari dosa.
Diriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda: "Orang yang bertaubat dari dosa, seperti orang yang tidak mempunyai dosa" (HR. Al-Baihaqi).
Diriwayatkan pula Nabi saw bersabda; "Setiap anak Adam banyak berbuat kesalahan dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah orang-orang yang bertaubat". (HR. Imam Ahmad dan At-Tirmizi).
Dalam riwayat lain Nabi saw juga bersabda: "Sesungguhnya Allah lebih gembira dengan taubat seseorang daripada gembiranya orang yang kehausan yang mendapat air minum, dari pada orang mandul yang kemudian beranak, dan orang yang sesat di perjalanan lalu bisa menemukan jalan yang benar. Dan barang siapa yang bertaubat kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, maka Allah menjadikan para malaikat pencatat amal, anggota badannya dan tempat-tempat yang digunakan berbuat dosa lupa akan kesalahan-kesalahan dan dosa-dosanya." (HR. Abul Abas).
Dari Kitab Nashoihul Ibad , Nasihat buat Hamba Allah, Karya Muhammad Nawawi bin Umar Al Jawi.
Minggu, 03 Januari 2016
Syaqiq Al Balkh
SYAQIQ AL-BALKH
KEHIDUPAN SYAQIQ AL-BALKH
SYAQIQ AL-BALKH DI DEPAN HARUN AR-RASYID
Sofyan Ats-Tsauri
SOFYAN ATS-TSAURI
SOFYAN ATS-TSAURI DAN PARA KHALIFAH
Kesalehan Sofyan Ats-Tsauri nampak sejak ia masih berada di dalam kandungan ibunya. Suatu hari ibunya sedang berada di atas loteng rumah. Si ibu mengambil beberapa asinan yang sedang dijemur tetangganya di atas atap dan memakannya. Tiba-tiba Sofyan Ats-Tsauri yang masih berada di dalam rahim ibunya itu menyepak sedemikian kerasnya sehingga si ibu mengira bahwa ia keguguran.Diriwayatkan bahwa yang menjadi khalifah pada masa itu ketika shalat di depan Sofyan Ats-Tsauri memutar-mutar kumisnya. Setelah selesai shalat, Sofyan Ats-Tsauri berseru kepadanya :
“Engkau tidak pantas melakukan shalat seperti itu. Di Padang Mahsyar nanti shalatmu itu akan dilemparkan ke mukamu sebagai sehelai kain lap yang kotor.”
“Berbicaralah yang sopan,” tegur si khalifah.
“Jika aku enggan melakukan tanggung jawabku ini,” jawab Sofyan Ats-Tsauri,” semoga kencingku berubah menjadi darah.”
Khalifah sangat marah mendengar kata-kata Sofyan Ats-Tsauri ini lalu memerintahkan agar ia dipenjarakan dan dihukum gantung. Agar tidak ada orang-orang lain yang seberani itu lagi terhadap khalifah.
Suatu hari tiang gantungan dipersiapkan, Sofyan Ats-Tsauri masih tertidur lelap dengan kepala berada dalam dekapan seorang manusia suci dan kakinya di pangkuan Sofyan bin Uyaina. Kedua manusia suci tersebut yang mengetahui bahwa tiang gantungan sedang dipersiapkan, bersepakat :
“Janganlah ia sampai mengetahui hal ini.” Tetapi ketika itu juga Sofyan Ats-Tsauri terjaga. “Apakah yang sedang terjadi?,” tanyanya.
Kedua manusia suci itu terpaksa menjelaskan walau dengan sedih sekali.
“Aku tidak sedemikian mencintai kehidupan ini,” kata Sofyan Ats-Tsauri. “Tetapi seorang manusia harus harus melakukan kewajibannya selama ia berada di atas dunia ini.”
Dengan mata berlinag-linang Sofyan Ats-Tsauri, berdoa : “Ya Allah, sergaplah mereka seketika ini juga!.”
Pada saat itu sang khalifah sedang duduk di atas tahta dikelilingi oleh menteri-menterinya. Tiba-tiba petir menyambar istana dan khalifah beserta menteri-menterinya itu ditelah bumi,
“Benar-benar sebuah doa yang diterima dan dikabulkan dengan seketika!.” Kedua manusia suci yang mulia itu beseru.
Seorang khalifah yang lain naik pula ke atas tahta. Ia percaya kepada kesalehan Sofyan Ats-Tsauri, Si khalifah mempunyai seorang tabib yang beragama Kristen. Ia adalah seorang guru besar dan sangat ahli. Khalifah mengirim ini untuk mengobati penyakit Sofyan Ats-Tsauri. Ketika tabib memeriksa air kecing Sofyan Ats-Tsauri, ia berkata di dalam hati. “Inilah seorang manusia yang hatinya telah berubah menjadi darah karena takut kepada Allah. Darah keluar sedikit demi sedikit melalui kantong kemihnya.” Kemudian ia menyimpulkan. “Agama yang dianut oleh seorang manusia seperti ini tidak mungkin salah.”
Si tabib segera beralih kepada agama Islam. Mengenai peristiwa ini khalifah berkata : “Ku sangka aku mengirimkan seorang tabib untuk merawat seorang sakit, kiranya aku mengirim seorang sakit untuk dirawat seorang tabib yang besar.”
ANEKDOT-ANEKDOT MENGENAI DIRI SOFYAN ATS TSAURI
Suatu hari Sofyan Ats-Tsauri bersama seorang sahabatnya lewat di depan rumah seorang terkemuka. Sahabatnya terpesona memandang serambi rumah itu. Sofyan Ats-Tsauri mencela perbuatan temannya itu.“Jika engkau beserta orang-orang yang seperti engkau ini tidak terpesona dengan istana-istana mereka, niscaya mereka tidak bermegah-megah seperti ini. Dengan terpesona seperti itu engkau ikut berdosa di dalam sikap bermegah-megah mereka.”
“Seandainya kau ketahui bahwa orang lain menyukai almarhum,” kata Sofyan Ats-Tsauri, “Niscaya aku tidak turut di dalam penguburan ini. Jika seseorang bukan munafik, maka orang-orang lain tidak akan menyukainya!.”
Seorang pemuda mengeluh karena tidak sempat menunaikan ibadah haji. Sofyan Ats-Tsauri menegurnya : “Telah empat puluh kali aku menunaikan ibadah haji. Semuanya akan ku berikan kepadamu asalkan engkau mau memberikan keluhanmu itu kepadaku.”
“Baiklah,” si pemuda menjawab.
Malam harinya dalam mimpinya Sofyan Ats-Tsauri mendengar sebuah suara yang berkata kepadanya : “Engkau mendapat keuntungan yang sedemikian besarnya sehingga apabila dibagi-bagikan kepada semua jama’ah di padang Arafah, niscaya setiap orang di antara mereka menjadi kaya raya.”
“Mengapa roti-roti itu tidak engkau makan beserta anak isterimu?”
“Jika anjing ini kuberi roti,” jawab Sofyan Ats-Tsauri, “niscaya ia akan menjagaku sepanjang malam sehingga aku dapat beribadah dengan tenang. Jika roti ini kuberikan kepada anak isteriku niscaya mereka akan menghalangi diriku untuk beribadah kepada Allah.”
“Apakah engkau menangis karena takut akan dosa-dosamu?”.
Sofyan Ats-Tsauri mengulurkan tangannya dan mencabut beberapa helai jerami.
“Dosa-dosaku memang banyak, tetapi semuanya tidaklah lebih berarti daripada pegangan jerami imanku benar-benar iman atau bukan.”
Ketika Sofyan Ats-Tsauri meninggal dunia dan mayatnya diusung ke pemakaman, si burung ikut pula mengantarkannya dan seperti pengantar-pengantar yang lain ia pun mencicit-cicit sedih. Ketika mayat Sofyan Ats-Tsauri diturunkan ke dalam tanah, si burung menyerbu masuk ke dalam kuburan itu. Kemudian terdengarlah suara dari dalam kuburan itu :
“Allah Yang Maha Besar telah memberi ampunan kepada Sofyan Ats-Tsauri karena telah menunjukan belas kasih kepada makhluk-makhlik-Nya.”
Si burung mati pula menyertai Sofyan Ats-Tsauri.
Sumber: Kitab Tadkirotul Auliya, Karya Fariduddin At Tar
Tags:
sofyan ats-tsauri, kisah sofyan ats-tsauri, kisah teladan sofyan ats tsauri, riwayat singkat sofyan ats tsauri, cerita sufi sofyan ats tsauri, riwayat hidup sofyan ats-tsauri.
Abdullah Bin Mubarak
ABDULLAH BIN AL MUBARAK
PERTAUBATAN ‘ABDULLAH BIN LA-MUBARAK
“Abdullah bin Mubarak sedemikian tergila-gila kepada seorang gadis dan membuat ia terus menerus dalam kegundahan. Suatu malam di musim dingin ia berdiri di bawah jendela kamar kekasihnya sampai pagi hari hanya karena ingin melihat kekasihnya itu walau untuk sekilas saja. Salju turun sepanjang malam itu. Ketika adzan shubuh terdengar, ia masih mengira bahwa itu adalah adzan untuk shalat ‘Isa. Sewaktu fajar menyingsing, barulah ia sadar betapa ia sedemikian terlena dalam merindukan kekasihnya itu.“Wahai putera Mubarak yang tak tahu malu!,” katanya kepada dirinya sendiri. “Di malam yang indah seperti ini engkau dapat tegak terpaku sampai pagi hari karena hasrat pribadimu, tetapi apabila seorang imam shalat membaca surah yang panjang engkau menjadi sangat gelisah.”
Sejak saat itu hatinya sangat gundah. Kemudian ia bertaubat dan menyibukkan diri dengan beribadah kepada Allah. Sedemikian sempurna kebaktiannya kepada Allah sehingga pada suatu hari ketika ibunya memasuki taman, ia lihat anaknya tertidur di bawah rumpun mawar sementara seekor ular dengan bunga narkisus di mulutnya mengusir lalat yang hendak mengusiknya.
Setelah bertaubat itu ‘Abdullah bin Mubarak meninggalkan kota Merv untuk beberapa lama menetap di Baghdad ia pergi ke Mekkah kemudian ke Merv. Penduduk Merv menyambut kedatangannya dengan hangat. Mereka kemudian mengorganisir kelas-kelas dan kelompok-kelompok studi. Pada masa itu sebagian penduduk beraliran Sunnah sedang sebagiannya lagi beraliran Fiqh. Itulah sebabnya mengapa ‘Abdullah bin Mubarak disebut sebagai tokoh yang dapat diterima oleh kedua aliran itu. Ia mempunyai hubungan baik dengan kedua aliran tersebut dan masing-masing aliran itu mengakuinya sebagai anggota sendiri. Di kota Merv, ‘Abdullah bin Mubarak mendirikan dua buah sekolah tinggi, yang satu untuk golongan Sunnah dan satu lagi untuk golongan Fiqh. Kemudian ia berangkat ke Hijaz dan untuk kedua kalinya menetap di Mekkah.
Di kota ini ia mengisi tahun-tahun kehidupannya secara berselang-selang. Tahun pertama ia menunaikan ibadah haji dan pada tahun kedua ia pergi berperang, tahun ketiga ia berdagang. Keuntungan dari perdagangannya itu dibagikannya kepada para pengikutnya. Ia biasa membagi-bagikan kurma kepada orang-orang miskin kemudian menghitung biji buah kurma yang mereka makan, dan memberikan hadiah satu dirham untuk setiap biji kepada siapa di antara mereka yang paling banyak memakannya.
‘Abdullah bin Mubarak sangat teliti dalam kesalehannya. Suatu ketika ia mampir di sebuah warung kemudian pergi shalat. Sementara itu kudanya yang berharga mahal menerobos ke dalam sebuah ladang gandum. Kuda itu lalu ditinggalkannya dan meneruskan perjalanannya dengan berjalan kaki. Mengenai hal ini ‘Abdullah bin Mubarak berkata : “Kudaku itu telah mengganyang gandum-gandum yang ada pemiliknya.” Pada peristiwa lain, ‘Abdullah bin Mubarak melakukan perjalanan dari Merv ke Damaskus untuk mengembalikan sebuah pena yang dipinjamnya dan lupa mengembalikannya.
Suatu hari ‘Abdullah bin Mubarak melalui suatu tempat. Orang-orang mengatakan kepada seorang buta yang ada di situ bahwa ‘Abdullah bin Mubarak sedang melewati tempat itu. “Mintalah kepadanya segala sesuatu yang engkau butuhkan!.”
“‘Abdullah, berhentilah!.” Orang buta itu berseru. ‘Abdullah bin Mubarak lalu berhenti.
“Doakanlah kepada Allah untuk mengembalikan penglihatanku ini,” ia memohon kepada ‘Abdullah bin Mubarak .
“‘Abdullah bin Mubarak menundukan kepala lalu berdoa. Seketika itu juga orang buta itu dapat melihat kembali.
‘ABDULLAH BIN MUBARAK DAN ‘ALI BIN AL-MUWAFFAQ
Di masa ‘Abdullah bin Mubarak tinggal di kota Mekkah, setelah ia selesai menyempurnakan ibadah haji, ia tertidur. Di dalam tidurnya itu ia bermimpi melihat dua malaikat turun dari langit. Seorang di antara keduanya bertanya :“Berapa orangkah yang telah datang pada tahun ini?”.
“Enam ratus ribu orang,” jawab temannya.
“Berapa orang di antara semuanya yang diterima ibadah hajinya?
“Tidak seorang pun.”
“Setelah mendengar kata-kata itu,” ‘Abdullah bin Mubarak berkisah, “ Tubuhku gemetar. Aku berseru : “Apa? Mereka telah datang dari pelosok-pelosok yang jauh dan dari setiap lembah yang dalam dengan susah payah mereka melintasi padang pasir yang luas, tetapi semuanya itu sia-sia?”.
Salah seorang di antara malaikat itu menjawab : “Ada seorang tukang sepatu di kota Damaskus yang bernama “Ali bin Muwaffaq. Ia tidak datang kemari tetapi ibadah hajinya telah diterima dan segala dosanya telah diampuni Allah.”
“Setelah mendengar hal ini,” Abdullah bin Mubarak meneruskan, “Aku terjaga dan berkata : “Aku harus pergi ke Damaskus untuk menemui “Ali bin Muwaffaq”. Maka berangkatlah aku ke kota Damaskus dan mencari tempat tinggalnya. Sesampainya di kota Damaskus aku segera menyeru-nyerukan nama “Ali bin Muwaffaq lalu seseorang menyahut. “Siapakah namamu?”, tanyaku. “Ali bin Muwaffaq,” jawabnya. “Aku ingin berbicara denganmu,” kataku. “Berbicaralah!.” Jawabnya. Apakah pekerjaanmu?. “Membuat sepatu”. Kemudian ku kisahkan kepadanya perihal mimpiku itu. Setelah itu “Ali bin Muwaffaq bertanya kepadaku : “Siapakah namamu?”. Abdullah bin Mubarak,” jawabku. Ia menjerit lalu jatuh pingsan. Ketika ia siuman kembali aku mendesaknya. “Ceritakanlah perihal dirimu sendiri kepadaku.” Maka berceritalah ia padaku.
“Telah tiga puluh tahun lamanya aku bercita-cita hendak menunaikan ibadah haji. Dari pekerjaan membuat sepatu ini aku telah berhasil menabung uang sebanyak tiga ratus lima puluh dirham. Aku telah bertekad akan pergi ke Mekkah pada tahun ini juga. Ketika itu isteriku sedang mengidam dan terciumlah olehnya bau makanan dari rumah sebelah. “Mintakanlah untukku makanan itu sedikit!.”, isteriku memohon kepadaku. Aku pun pergi lalu mengetuk pintu si tetangga dan menerangkan hal yang sebenarnya. Tetapi si tetangga itu tiba-tiba menangis kemudian berkata : “Tiga hari lamanya anak-anaku tidak makan. Tadi siang kulihat ada seekor keledai yang tergeletak (mati), maka aku pun menyayat dagingnya sekerat lalu memasaknya. Makanan ini tidak halal untukmu.” Aku sangat sedih mendengar perihalnya itu. Maka kuambillah tabunganku yang berjumlah tiga ratus lima puluh dirham itu dan kuserahkan semuanya kepadanya. Gunakanlah uang ini untuk anak-anakmu,” pesanku, Inilah ibadah hajiku.”
“Malaikat-malaikat itu telah berbicara dengan sebenarnya di dalam mimpiku,” Abdullah bin Mubarak menyatakan,” dan Penguasa kerajaan surga benar-benar adil di dalam pertimbangan-Nya.”
‘ABDULLAH BIN MUBARAK DAN HAMBANYA
Abdullah bin Mubarak mempunyai seorang hamba. Seseorang memberitahu Abdullah bin Mubarak.“Hambamu itu setiap hari membongkar kuburan dan memberikan hasilnya kepadamu.”
Pengaduan ini sangat meggelisahkan Abdullah bin Mubarak. Suatu malam dibuntutinyalah hambanya itu. Si hamba pergi ke sebuah pekuburan lalu membuka sebuah kuburan. Ternyata di dalamnya ada tempat untuk shalat. Abdullah bin Mubarak yang menyaksikan semua ini dari kejauhan, merangkak menghampiri. Terlihatlah olehnya si hamba yang mengenakan pakaian dari karung dan tali pengikat leher. Kemudian si hamba mencium tanah sambil meratap. Menyaksikan kejadian ini Abdullah bin Mubarak menangis dan dengan diam-diam meninggalkan tempat itu dan duduk di suatu pojok yang terpisah jauh dari situ.
Hambanya tetap berada di dalam kuburan itu dan ketika fajar tiba barulah ia keluar, menutup kuburan itu kembali lalu pergi ke masjid untuk melakukan shalat Shubuh.
Setelah selesai shalat, si hamba berseru dalam doanya : “Tuhanku, hari telah siang pula. Tuanku di atas dunia ini akan meminta uang dariku. Engkau adalah sumber kekayaan bagi orang-orang miskin. Berikanlah uang kepadaku dari sumber yang hanya Engkaulah yang tahu.”
Sesaat itu juga sebuah sinar membersit dari langit dan sekeping dirham perak jatuh ke tangan si hamba. Abdullah bin Mubarak tidak dapat menahan dirinya lagi. Ia pun bangkit, dirangkulnya kepala hambanya itu ke dadanya lalu diciumnya.
“Dengan seribu jiwa barulah aku mau melepaskan seorang hamba yang seperti engkau ini. Sesungguhnya engkaulah yang menjadi tuan, bukan aku.”
Setelah menyadari apa yang terjadi, si hamba berseru : “Ya Allah, kini setelah penutup diriku diketahui orang, tiadalah ketenangan bagiku di atas dunia ini. Demi kebesaran dan keagungan-Mu ku mohon kepada-Mu, janganlah engkau biarkan aku tergelincir karena diriku sendiri. Oleh karena itu cabutlah nyawaku sekarang ini juga.”
Kepalanya masih di dalam dekapan Abdullah bin Mubarak ketika ia menghembuskan nafasnya yang terakhir. Abdullah bin Mubarak membaringkan tubuhnya, mengkafaninya. Kemudian mayat hambanya yang memakai pakaian karung itu dimakamkannya di kuburan itu pula.
Malam itu di dalam mimpinya Abdullah bin Mubarak melihat Penguasa alam semesta, dan sahabat-Nya Ibrahim yang menyertai-Nya, masing-masing mengendarai kuda yang gagah perkasa. Keduanya bertanya :
“Abdullah bin Mubarak, mengapakah engkau menguburkan sahabat Kami dalam pakaian Karung.?” …
(Bersambung….)
Sumber: Kitab Tadzkirotul Auliya Karya Fariduddin Attar
Tags:
kisah abdullah bin mubarak, riwayat abdullah bin mubarak, biografi abdullah bin mubarak, kisah sufi, kesah teladan abdullah bin mubarak, kisah sufi abdullah bin mubarak, riwayat singkat abdullah bin mubarak.