Senin, 13 Juli 2015

Kisah Yusuf Bin Asbath dan Seorang Mantan Penggali Kubur



Yusuf Bin Asbath dan Seorang Mantan Penggali Kubur


Diriwayatkan dari Ibnu Hubaiq: Riwayat dari ayahku yang berkata:

Yusuf bin Asbath pernah bertemankan seorang pemuda dari Teluk, yang tidak pernah berbincang-bincang dengannya (Yusuf) selama sepuluh tahun. Akan tetapi, Yusuf mengetahui kerisauan dan kecemasan hati pemuda itu dan juga ketekunannya melakukan ibadah pada siang maupun malam hari. Kepada pemuda itu Yusuf pernah berkata, 

"Apa sebenarnya pekerjaanmu dulu, sehingga aku lihat dirimu selalu tertunduk menangis?" 

"Dahulu aku adalah seorang penggali kubur," jawabnya. 

"Apa yang pernah kamu lihat saat berada di liang lahat?" tanya Yusuf meminta penjelasan. 

"Aku melihat rata-rata muka mereka dipalingkan dari arah kiblat, kecuali beberapa orang saja," kata pemuda itu. "Kecuali hanya sedikit saja?" tanya Yusuf dengan penuh heran. *

Setelah berkata demikian, Yusuf pun gelisah dan pikirannya tidak tenteram. Oleh itu dia memerlukan obat untuk menyembuhkan kegelisahannya. 

Ibnu Hubaiq meneruskan ceritanya, Ayahku berkata: 

"Kami lalu memanggil dokter Sulaiman untuk mengobati Yusuf. Setelah mendapatkan perawatan yang teratur, Yusuf pun sehat kembali seperti sediakala dan dia pun berkata, "Kecuali hanya sedikit saja!" Yusuf terus-menerus mengucapkan demikian, dan lantaran itu dia mendapatkan perawatan terus agar pikirannya normal kembali. Ketika dokter Sulaiman selesai mengobati dan hendak pulang, Yusuf berkata kepada orang-orang yang menungguinya, "Apa yang mesti kalian berikan kepada dokter itu?"

"Dia tidak mengharapkan apa-apa darimu," jawab kami semua.

"Subhanallah! Kalian telah berani mendatangkan dokter kerajaan, akan tetapi, aku tidak memberikan sesuatu pun kepadanya," kata Yusuf.


"Berikan kepadanya uang beberapa dinar!" kata kami kepada Yusuf.

Ambillah ini dan berikan kepadanya serta tolong beritahukan kepadanya bahwa aku tidak memiliki sesuatu pun, kecuali sekedar ini, agar dia tidak berprasangka bahwa aku ini mempunyai harga diri yang lebih rendah daripada para raja," kata Yusuf. 

Yusuf kemudian menyerahkan sebuah kantong berisi uang sebanyak lima belas dinar dan diberikannya kepadaku. Selanjutnya kuserahkan uang tersebut kepada dokter Sulaiman atas pertolongannya kepada Yusuf. Sejak peristiwa itu Yusuf akhirnya tekun menganyam tikar dari daun kurma hingga akhir hayatnya. Dan diriwayatkan dari Hubaiq yang mengatakan: Yusuf bin Asbath pernah berkata, "Dari ayahku, aku mendapatkan harta waris berupa tanah seharga lima ratus dinar yang terletak di daerah Kufah. Akan tetapi, pada akhirnya terjadilah perselisihan di antara saudara-saudaraku, karena itu aku meminta pendapat kepada Hasan bin Shaleh. Hasan bin Shaleh lalu berkata kepadaku, "Aku tidak ingin kamu terlibat pertentangan dengan mereka, hanya disebabkan masalah tanah yang akan kita masuki kelak." Demikianlah atas saranan Hasan bin Shaleh itu, maka kurelakan tanah itu kepada mereka secara ikhlas karena Allah SWT semata sebab aku menyadari bahwa diriku adalah bagian dari tanah.

0 comments:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More